A. Teknologi Kinerja
Elvis Keith Lester mengemukakan Teknologi Kinerja adalah serangkaian metode, prosedur, dan strategi yang sistematis untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kinerja. Kegiatan tersebut dapat diaplikasikan baik untuk level individual, kelompok kecil, maupun organisasi besar. Bentuk-bentuk intervensi/solusinya dapat dilakukan dalam bentuk informasi, komunikasi, pengembangan organisasi, pelatihan, work/job design, manajemen kinerja, rekayasa lingkungan, ergonomic, feedback system, reward, coaching, perubahan budaya, electronic support system, dan lain-lain.
B. Persepsi dan Belajar
Persepsi adalah awal dari segala macam kegiatan belajar yang bisa terjadi pada setiap kesempatan, disengaja atau tidak. Kemp dan Dayton (1985) mengatakan persepsi sebagai suatu proses di mana seseorang menyadari keberadaan lingkungan serta dunia yang mengelilinginya. Persepsi terjadi karena setiap manusia memiliki indra untuk menyerap objek serta kejadian di sekitarnya. Persepsi dapat memengaruhi cara berpikir, bekerja, serta bersikap seseorang. Hal ini terjadi karena orang tersebut dalam mencerna informasi dari lingkungan melakukan adaptasi sikap, pemikiran, atau perilaku terhadap informasi tersebut.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143).
Persepsi menjadi landasan berpikir seseorang dalam belajar. Persepsi dalam belajar berpengaruh terhadap daya ingat, pembentukan konsep, dan pembinaan sikap. Tujuan belajar sebenarnya adalah mengembangkan persepsi kemudian mewujudkannya menjadi kemampuan-kemampuan yang tercermin dalam cara berpikir (kognitif), bekerja motorik, serta bersikap.
C. Teknologi Kinerja dan Proses Belajar
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Kurikulum yang dikembangkan sekolah saat ini menuntut perubahan pendekatan pembelajaran yang mulanya berpusat pada guru (teacher centered learning) menjadi pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan anak yang harus memiliki keterampilan berpikir dan belajar (thinking and learning skils), seperti keterampilan memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi, dan keterampilan berkomunikasi. Berbagai keterampilan yang diharapkan bisa dimiliki siswa dapat terwujud jika guru mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang mendorong siswa untuk bekerja sama dan yang menantang siswa untuk berpikir kritis.
Selain pendekatan pembelajaran, siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi informasi canggih khususnya yang berbasis elektronik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi perlu dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pengelolaan pengetahuan dalam konteks organisasi belajar dan pengembangannya dapat dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut: (1) membangun e-literacy untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Aplikasi teknologi informasi sebaiknya dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas, khususnya dalam pembelajaran melalui e-learning atau e-training, (2) aplikasi teknologi informasi secara online system dengan menggunakan intranet yang memberikan kemudahan untuk berbagi informasi, (3) membangun website pada setiap unit kerja yang disinergikan menjadi organization portal untuk meningkatkan kinerja, dan (4) kebijakan manajemen yang menerapkan teknologi informasi untuk komunikasi perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan, misalnya penggunaan e-mail.
Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk menyiapkan unit plan. Di dalam unit plan, guru seyogianya mengarahkan rencana pembelajaran dalam sebuah kerangka pertanyaan berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang ada dalam kurikulum. Curriculum frame Question (CFQ) adalah sebagai alat untuk mengarahkan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sehingga sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Dalam rencana pembelajaran, guru pun perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil kajiannya dalam berbagai bentuk, bisa dalam bentuk blog, wiki, poster, newsletter atau laporan. Kegiatan yang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) harus dirancang dalam rencana pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi melalui kajian yang mereka kerjakan.
Teknologi kinerja mempunyai pengaruh besar dalam instruksional, terutama dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam bidang instruksional. Teknologi kinerja dan proses belajar tidak dapat dipisahkan, keduanya berkaitan erat. Dalam teknologi kinerja proses belajar dilakukan secara terus menerus demi tercapainya kinerja manusia yang lebih tinggi.
* Penulis: A. Effendi Sanusi
Referensi:
Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Seels, Barbara B. dan Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Unit Penerbitan Universitas Negeri Jakarta.